Saturday, 30 January 2016

Menjadi Ibu yang Efisien (curhat sih sebenernya)

Mulai menulis lagi ahhh...:-D
 
Sebagai wanita/ibu di zaman sekarang sangatlah berbeda dengan wanita/ibu di zaman dahulu (ekstrimnya di zaman dongeng atau zaman nabi2). Ini menurut saya yaa,,, ngga tau kalau menurut ibu2 zaman dulunya haaa... Saat ini adalah zaman dimana kebutuhan pokok tidak lagi Sandang, Pangan, Papan, tetapi ditambah lagi dengan kebutuhan akan Gadget dan Colokan Listrik :-D. Istilah kata ngga papa dompet ketinggalan dirumah, yang penting jangan sampai HP yang ketinggalan. Bisa mati gaya, mati akal dan mati beneran.

Menjadi efisien adalah hal yang sangat penting untuk wanita/ibu di zaman sekarang. Pada saat Wanita/Ibu bekerja diluar rumah di nyinyirin Ustad beken di Twitter, kita harus benar-benar memikirkan apa yang bisa kita kerjakan supaya dapur dirumah masih bisa sesuai dengan keinginan kita yang kadang melambung. Menjadi Ibu Rumah Tangga pun tetap dituntut keefisienannya. Kita harus mengatur keuangan, membereskan rumah, memikirkan keselamatan anak disekolah/tempat les, berfikir keras 3x sehari hanya untuk menyesuaikan menu dengan kesukaan seluruh anggota keluarga, menjadi ibu guru kalau anak ada PR, menjadi pengajar supaya anak mandiri nantinya, menjadi teman saat anak mau curhat, tapi kita tetap dituntut juga harus update pergaulan ibu-ibu disekitar supaya tetap bisa "nyambung". Tuh kebayang kan jadi Ibu zaman sekarang? Ini belum semua ditulis lho... Apalagi kalau si Ibu bekerja juga...?

Sebagai seorang Ibu yang mempunyai 2 orang anak, saya tidak bekerja formal di kantoran. 4 tahun lalu saya memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai penjual dengan sistem komisi di sebuah home industri yang memproduksi furniture rumah sakit. Disamping itu karena saya sedikit bisa komputer, saya juga memutuskan untuk berjualan secara online, dimana produk yang saya pasarkan adalah produk alat kesehatan tempat saya bekerja part time, dan produk anak-anak yang sangat saya gemari yaitu yang ada karakter-karakternya :-D. Pilihan saya salah satunya jatuh pada produk baju renang, jas hujan, payung, handuk kimono, jaket dan celana dalam anak. Saya membuat blog khusus untuk barang dagangan saya, dan juga menyewa website berbayar supaya kelihatan tokonya lebih canggih hee...

Waktu yang saya pakai untuk mengerjakan pekerjaan ibu rt biasanya dari bangun tidur sampai anak dan suami berangkat sekolah dan kerja, sekitar jam 7 pagi. Selepas itu saya bisa memulai pekerjaan profesional saya sebagai pedagang, seperti mengupdate toko, melayani dan menyiapkan pesanan customer, bersilaturahmi dengan manusia lain (bahasa kerennya negoisasi hee), belanja dan lain-lain. Siang menjelang sore saya kembali disibukkan dengan kegiatan mengantar anak les sana-sini. Berhubung mengirit ongkos ojek dan juga anak umumnya mau dikasih ilmu tambahan "jika dan hanya jika" orang tuanya juga mau direpotin tambahan (hadeuh...). Kegiatan tersebut biasanya berlanjut dengan kegiatan sholat Magrib, mengaji, belajar/mengerjakan PR, sholat Isya, baru deh tuntassss... Anak-anak bisa nonton atau main lagi, saya juga bisa mikir kerjaan saya lagi (yang non rumah tangga maksudnya haaa).

Menggaji asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumah tangga, Kenapa Tidak? Zaman nabi aja sudah ada budak, malah sekarang sudah lebih manusiawi toh? Buat apa memaksakan diri menjadi full ibu rumah tangga apabila nantinya kita malah disusahkan, anak-anak dan suami ikut susah (karena terus terang saya ngga bisa masak, nanti keluarga kalau dimasakin yang ngga enak malah masuk RS semua karena kembung nahan laper lagi hiihihihi). Meskipun kita bukan karyawan kantoran, memisahkan mana yang bisa kita kerjakan sendiri dengan mana yang harus dibantu orang lain adalah SANGAT PERLU. Dari hal ini juga kita selalu bisa belajar untuk mudah beradaptasi dengan orang lain, terutama dengan orang yang (maaf) levelnya dibawah kita, sehingga kita juga sekaligus mendapatkan ilmu tambahan bagaimana beradaptasi dengan orang yang levelnya diatas kita. Sehingga secara tidak langsung sifat sombong akan hilang dari dalam hati kita. Satu hal lagi yang membuat saya selalu bertahan menggaji asisten adalah, bahwa karena saya mendapatkan rejeki, saya harus menyalurkannya juga untuk orang lain. Meskipun itu tidaklah besar buat saya, tetapi buat orang lain nilainya bisa sangat berarti.

Komunikasi yang terbuka dan terarah dengan semua anggota keluarga dirumah juga harus selalu diagendakan. Biasakan diskusi dengan suami dan juga anak-anak, tentang berbagai hal. Bahkan sampai ke masalah kenapa Mama yang jemput sekolah Adik si Mba atau tukang Ojeg, kenapa Mama harus bekerja sampai larut malam, kenapa Liburan kali ini dibatalkan, dan lain-lain. Utamakan kualitas bukan memaksakan kuantitas. Satu yang saya ketahui dan yakini pasti, mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu jauhhh lebih capek daripada kerja di kantor, anak-anak terutama bikin darting >_<. Dan ini harus sangat disadari oleh seluruh anggota keluarga.

Satu hal lagi yang penting. Utamakan kebahagiaan. Kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan keluarga, kebahagiaan lingkungan sekitar. Yang terutama untuk diri sendiri, sempatkan untuk memanjakan diri sendiri, sesuai dengan kesukaan/hobi masing2. Bisa sekedar membaca, online utk chatting, memasak kue, ke salon, kopdar dengan teman lama, memancing, belanja, olahraga dll. Cuma kita sendiri yang tau apa yang bisa bikin kita bahagia, jadi untuk apa mengikuti apa kata orang? Jika menurut Anda hal yang saya sebutkan diatas cocok, saya senang Andapun senang. Tetapi jika tidak, mungkin Anda bisa lebih bahagia dengan bekerja saja, jadi usahawati saja, anak-anak diasuh nenek-kakekknya, mungkin Anda lebih bahagia kalau menuruti suami untuk berhenti bekerja formal, mungkin Anda lebih tenang dan bahagia mengerjakan semuanya sendiri,,, yang penting Anda bahagia. Hanya itu kuncinya.

Kalau pusing baca curhatan diatas, sebenarnya kalau mau menjadi ibu yang efisien ini doang sih ilmunya:
1. Mengetahui diri Anda dengan benar, apa yang Anda bisa, apa yang Anda tidak kuasai
2. Pandai mengatur semua pekerjaan kantor/rumah tangga (mengatur lho, bukan berarti mengerjakan sendiri hee)
2. Selalu belajar dan beradaptasi dengan lingkungan
3. Berpatokan bahwa rejeki yang kita terima haruslah bermanfaat untuk orang lain juga disekitar kita
4. Komunikasi terbuka antara seluruh anggota keluarga
5. Yang utama adalah kebahagiaan kita sendiri, bukan pandangan orang lain

Terimakasih untuk yang sudah (nyasar ngga sengaja) membaca. Semoga kita semua diberi keberkahan yang berlimpah oleh Yang Diatas, dan semoga pekerjaan kita semua beres jadi bisa sempat ke salon. Wekkk...

No comments:

Post a Comment